Saturday, February 10, 2018

Temuan Baru tentang Diri Sendiri

Menyambung tulisan di postingan ini tepatnya di poin 3, saya akan cerita lebih banyak tentang fakta baru yang saya baru temukan di 3 tahun terakhir. Sebenarnya banyak hal yang baru saya sadari tentang diri saya, sepertinya momen mengenal diri sendiri berawal sejak ikut Indonesia Mengajar. Di pelatihan selama 2 bulan itu kita dituntut untuk mengenal diri kita sendiri dengan segala potensi dan segala macam trauma dan permasalahannya dan tentu menyelesaikannya. Intinya adalah kita harus selesai dengan diri kita sendiri dulu supaya kita bisa total dalam melakukan tugas kita di daerah penempatan.

Nah, salah satu fakta baru yang saya temukan tersebut dan akan saya bahas lebih detail di sini adalah tentang kesukaan saya terhadap seni, baik itu seni suara, seni sandiwara, dan tentu saja seni tari. Seperti yang saya sebut di postingan sebelumnya bahwa masa sekolah sampai kuliah saya lebih terpaku ke organisasi dan aktualisasi dalam seni pun jadi tak tersalurkan. 

Pertama kali saya memberanikan diri tampil di depan umum untuk nari adalah saat acara Forum Indonesia Muda, tepatnya saat malam pentas seni. Disitu saya membawakan tari piring, tentu yang basic ya, tapi tentu pake piring beneran bukan piring kertas buat acara ulang tahun. Saya grogi, sebelum tampil tangan sempet basah dan khawatir banget piringnya jatuh dan pecah dan saya harus bayar ganti rugi. Alhamdulillah semua berjalan lancar, dan setelah itu saya merasa "kok seru ya? kok ternyata saya cepet hafal gerakan? apa ini bakat ya?". Jadilah sejak itu saya ikutan FIM Art dan sempet nari indang di UNJ, dan belajar sedikit tari Saman meski belom sempet ditampilkan.

Saat pelatihan Indonesia Mengajar saya sempet diajarin tari Saman, dan kami tampil menghibur masyarakat di Jatiluhur saat acara Maulid Nabi. Di Papua, saya juga sempet mengajarkan tari Saman tersebut ke siswa-siswa saya dan mereka tampil mengagumkan di kecmatan saat pentas seni setelah Ujian Nasional. Pulang dari Papua saya pun makin ketagihan, dan makin memberanikan diri ikut seni yang lain, jadilah saya ikut Drama Musikal Rentak Harmoni. Main di drama musikal dan tampil di depan ribuan orang di Taman Ismail Marzuki? Mennnn, ini sesuatu yang bener2 gak pernah melintas di pikiran saya sebelumnya, and i did it and i loved it!

Sebenernya yang memotivasi saya ikut berbagai kegiatan tersebut adalah kebosanan terhadap rutinitas kantor dan rasa penasaran saya terhadap hal-hal yang baru. Pengalaman berkesan berikutnya adalah saat ikut Indonesia Menari 2016, ini videonya:
Saya ingat sekali saya sedang di puncak kebosanan sampe mikir mau resign saat itu, dan kegiatan ini sukses jadi pengalih dan membuat saya sadar bahwa saya emang gak bisa diem aja saat weekend, harus ada kegiatan supaya saya gak bosen. Karena Indonesia Menari ini latihannya setiap weekend jadilah pas.

Setelah Indonesia Menari, saya diajak untuk membawakan tari Saman di nikahan temen kami, yang kebetulan jadi pasangan menari saya saat ikut Indonesia Menari, tentu saya mengiyakan. Selama latihan saya taunya ya saya akan tampil di nikahan temen, udah itu aja, saya bahkan gatau pasangannya siapa. Tapi pas hari H dan udah sampai di gedung, kok ya karangan bunganya banyak banget, saya tanyalah temen saya "Suaminya Nadia anak pejabat ya?", temen saya dengan datar jawab "lah kan suaminya anak Aher, gubernur Jabar". "Mati gua", batin saya. Mulai panik karena bakal banyak pejabat penting yang datang, dan bener, bahkan ada Jokowi, JK, SBY, eyang Habibie, Bima Arya, dll. Ini video saat kami tampil:
Overall, pertunjukkannya berjalan lancar, ada kesalahan2 gerakan kecil tapi masih bisa ditolerir lah, hahaha.

Dan ini yang terbaru, November tahun 2017 yang lalu saya ikut lagi Indonesia Menari, kali ini lebih eksentrik kostumnya, saya suka banget! Kostum kami ala Jawa campur modern, dan mukanya Joker, jadilah seperti ini:
Nama grup kami aslinya Abiwara, tapi karna gerakannya ambisius dengan banyak formasi jadilah namanya Ambiwara. Meski kelompok saya gak menang di tahun 2017 ini tapi yang penting happy lah karna selain teman saya di kelompok lain berhasil juara 2 dan juara favorit, saya juga ngerasa bebas banget berekspresi karna ga ada yang kenal saya dengan muka kaya gitu. Dan ini videonya:

Setelah kegiatan ini saya belum ada kegiatan lain yang berhubungan dengan seni, jadilah saya lebih sering menghabiskan waktu browsing sana-sini di youtube tentang tarian dan ini adalah video favorit saya tentang tarian dari Georgia yang atraktif banget dengan segala gerakan ekstrimnya:
 "Insane!", itu reaksi saya pertama kali liat tarian ini. Gak kebayang latiannya kaya apa, seru sekali diliat tapi pasti berat banget latiannya.

Oh, selain tari-tarian saya juga suka banget tentunya dengan seni musik, dan ada 3 favorit saya yang selalu saya dengar tiap malam di beberapa minggu terakhir;
1. Angelina Jordan
Ini anak sepertinya reinkarnasi dari penyanyi jazz yang udah pernah meninggal, Amy Winehouse? Saya ga terlalu ngerti genre musik, apalagi jazz, tapi pertama kali denger Angelina nyanyi saya langsung tergila-gila. Dia juga unik, setiap tampil dia selalu nyeker alias gak pake alas kaki. Itu karena dia pernah bertemu seorang anak tunawisma di salah 1 negara berkembang, dan Angelina kasih sepatunya ke anak itu. Jadi semacam campaign gitu aksinya di atas panggung, sebagai solidaritas kepada anak-anak di belahan dunia lainnya yang bahkan untuk beli sepatu saja gak mampu. Masih kecil tapi hati dan pemikirannya udah dewasa banget, reinkarnasi?

2. Mohamed Tarek
Lagu "Ramadan" karya Maher Zein adalah salah 1 lagu favorit saya sepanjang masa, begitu syahdu dan bener2 bikin rindu dengan bulan Ramadhan. Dan, saya baru aja menemukan video ini, Mohamed Tarek mengcover lagu Maher Zein dengan suaranya yang luar biasa bikin merinding, jadilah ini lagu "candu" baru bagi saya.

3. Atouna el Toufouli

Lagu ini tentang anak-anak korban perang di Syria yang berusaha menyuarakan suaranya kepada dunia bahwa mereka hanya anak-anak, yang juga ingin bermain dan melewatkan masa kanak-kanaknya dengan damai. Dengarkan dan ceritakan sendiri gimana perasaanmu setelah denger lagu ini. I'm speechless.

Begitulah, postingan ini agak random di bagian akhir sepertinya, hahaha.

Friday, February 2, 2018

Tentang IELTS

Kali ini saya mau cerita tentang proses saya ikut ujian IELTS. Dimulai dari tahun lalu ketika saya putuskan untuk ikut IELTS Preparation di IALF yang kemudian saya sesali untuk memacu semangat cari sekolah, saya pun ikut kursus 2 bulan. Setelah itu saya tidak langsung ambil ujiannya karena saya masih merasa belum siap. Tiga (3) bulan berlalu akhirnya saya putuskan untuk ikut ujiannya, siap ataupun gak siap ya harus disiapkan. Jadilah saya mendaftar dan saya punya waktu 17 hari untuk persiapan.

Selama 17 hari itu saya maksimalkan usaha saya, apa aja persiapannya:

  1. belajar setiap hari dari jam 3 pagi sampai jam 7-8 pagi, setiap hari kecuali weekend.
  2. fokus di listening dan reading dengan banyak berlatih di situs ini: ieltsonlinetests.com
  3. dipinjemin buku sama Kak Pipit yang bagus banget, ada teori dan soal latihan
  4. nonton youtube untuk referensi speaking
  5. belajar bareng teman
  6. buka-buka lagi contoh writing dari pengajar di IALF
Untuk poin pertama, saya sampe bela2in menolak ajakan nongkrong dari teman selama 2 minggu itu, supaya bisa pulang cepet, langsung tidur dan bisa bangun jam 3 pagi. Untungnya juga jam kerja di kantor fleksibel, bahkan di h-2 saya memilih work from home dan akhirnya malah jadinya belajar buat IELTS hampir seharian, tapi tentu saya kompensasi waktu kerja saya dengan hari lain, atau di malam harinya.

Poin kedua, ini kuncinya; berlatih! Cara saya belajar di situs itu:
  • listening: kerjakan soal dulu sampai selesai dan muncul skornya. Setelah itu saya mendengarkan lagi audionya sambil melihat transcript yang disediakan, dan mengucapkan ulang dialognya mengikuti audio. Tips ini saya dapet dari temen saya, Afin, katanya selain kita jadi tau cara pengucapan per kata, ini juga bisa bantu perlancar speaking kita, karena kalimat-kalimat yang digunakan pastinya benar secara grammar.
  • reading: kerjakan soal sampai selesai dan muncul skornya, kemudian lihat pembahasan. Di sini saya beberapa kali ubah strategi. Dari dulu metode saya kalau reading adalah skimming terlebih dahulu, kemudian baca soalnya. Saya ganti strategi dengan baca perlahan-lahan dan dimengerti, baru kemudian mengerjakan soal, dan hasilnya memburuk! Ada tips yang bagus dari pengajar saya di IELTS, baca skimming sambil underline kata-kata yang penting. Semoga yang di-underline muncul di soal, jadi gak perlu lama cari-cari jawabannya. Setelah tau soalnya, dan letak jawabannya di paragraf mana, baru baca perlahan supaya gak salah jawab.
Selama saya berlatih saya selalu mencatat perkembangan skor saya, yang ternyata fluktuatif parah! 
Saya sempet merasa lelah, bosan, dan pastinya frustasi, ini kok ya udah belajar tiap hari tapi nilainya gak kunjung stabil. Saking stressnya saya sampe update status di whatsap pake meme2 qosidah yang sangat menggambarkan perasaan hati saya. *tahan,, tahan, jangan dipost di sini.

Poin ketiga, thanks to kak pipit yang udah pinjemin bukunya dari Cambridge untuk persiapan IELTS, it helped a lot sama kaya situs ieltsonlinetests.com.

Poin keempat, untuk speaking saya banyak nonton dari youtube, saya subscribe channel ini: AE Help. Di channel tersebut saya belajar bukan hanya speaking, tapi juga writing karena penjelasannya cukup komprehensif untuk bagian writing. Saya juga sering buka channel ini: Learn English with Emma. Tips dan trik untuk speaking-nya sangat membantu bagi saya. Saya menomoduakan speaking dan writing, makanya saya belajarnya hanya menjelang tidur, saya cari video speaking yang nilainya 8-9 untuk jadi referensi saya, gimana si cara speaking yang bagus. Jadi guys, utilize youtube dengan baik, semua ada di situ, ga perlu kursus mahal-mahal.

Poin kelima, belajar bareng temen. Ini untuk cari semangat kalau kalian gak bisa belajar secara mandiri, jadi setidaknya kalau udah belajar bareng kan mau gak mau belajar tuh, mengerjakan soal bareng-bareng. Biasanya saya belajar listening, reading, dan speaking tentunya. Tapi ini gak terlalu rutin juga sih, ga ada seminggu sekali saya belajar bareng.

Poin keenam, selama saya les di IALF menurut saya yang cukup bermanfaat adalah bagian writingnya, dikasih kosakata yang harus dihindari, kemudian cara buat tulisan untuk setiap jenis soal. Karena di IELTS bagian writing ada 2 part, nah di Part 1 ada berbagai tipe soal yang cara menjawabnya pun beda. Mau tau lebih detail, yuk belajar bareng! Saya dengan senang hati kasih foto kopi materi yang saya dapet ke kalian.

Akhirnya saat ujian pun tiba! H-1 saya masih belajar sampai jam 8 malem, setelah itu langsung tidur supaya esok harinya segar. Saya ambil ujian di IALF karena berdasarkan review dari berbagai blog di sini tempat yang paling nyaman dan well organized meski pengawas ujiannya galak banget. Tips saat ujian: kalau pengawas sudah suruh stop, please STOP! Kalau tidak, lembar jawaban kalian akan dicoret dan gak akan diperiksa, itu menyakitkan men! Bahkan saat saya ujian ada 2 orang yang kena coret, gara2 mereka masih nulis selang 2-3 detik saja setelah si pengawas nyuruh STOP, so jangan main2 guys, they really mean it!

Ketika ujian berakhir saya pun stress, gimana nggak, ada 1 section di listening yang saya skip, tiba2 saya kehilangan konsentrasi di section 2 di 6 nomor terakhir. Bagian reading pun saya merasa tidak maksimal. Apalagi di speaking, bagian yang awalnya sangat saya andalkan. Di part 2 saya dapet tema yang aneh, saya pun bingung mau cerita apa, di part 3 saya ngerasa ngomong saya ngalor ngidul dan gak ada koherensi sama sekali. Bagian writing yang justru saya merasa yakin karna temanya menarik, saya merasa saking buruknya listening saya, bisa jadi hasil writing ini akan lebih baik dibanding listening. Saya terus kepikiran sampe rumah, dan memilih untuk tidur. Tapi setelah itu saya sadar, saya sudah melakukan usaha terbaik saya, sudah belajar intensif selama 2 minggu dengan keras, jadi hasilnya semua saya serahkan ke Allah, saya pasrah, tawakal.

Setelah penantian yang penuh kecemasan selama 2 minggu akhirnya hasilnya pun keluar. Target saya adalah overall 7, tapi logika saya mengatakan sulit apalagi di bagian listening yang ancur banget. Karena saya gak di jakarta, saya pun cek hasilnya secara online, and here is the result:

Saya kaget, hasilnya diatas ekspektasi saya, jauh di atas khususnya bagian listening dan reading. Semua perkiraan saya salah, hasil listening yang ancur, hasil writing yang lebih bagus dari listening, speaking yang diandalkan, dan reading yang tidak maksimal, semua berbeda dari apa yang saya pikirkan. 

Nah, dari sini ada beberapa pelajaran yang saya dapet:
  1. Kita ga akan pernah merasa siap untuk ujian sampe kita memaksakan diri untuk daftar ujiannya dulu. So, daftar aja dulu supaya ada motivasi besar untuk menyiapkan ujiannya.
  2. Disiplin diri dan fokus adalah kunci, jangan cheating dalam prosesnya.
  3. At the end memang yang paling besar adalah kekuatan doa, dan tawakal, setidaknya itu pendapat saya. Terlihat dari perkiraan2 saya yang salah, dan bahkan selama latihan2 soal saya gak pernah dapet skor 8 baik untuk listening ataupun reading, jadi saya yakin itu hasil dari doa saya dan teman2 saya.
Dan, ini bukan akhir men! Ini masih awal banget dari perjuangan2 berikutnya. Yang paling penting, semoga postingan ini bisa membawa manfaat bagi teman-teman yang sedang mempersiapkan IELTS. Semangat!