Wednesday, May 10, 2017

Secarik Catatan di Negeri Ottoman (Part 4)


Hari kedua petualangan di Turki dijadwalkan ke museum Hagia sophia dengan tiket sebesar 40 TL. Saat kami di sana, 1 TL = 3.615 rupiah, berarti tiketnya sekitar 145 ribu lah. Mahal? Buat orang Indonesia kayanya memang mahal ya untuk masuk museum harus bayar segitu. Seinget saya museum paling mahal yang pernah saya datangin adalah Museum Rahmat Shah di Medan dengan tiket masuk 30 ribuan, sedangkan di Turki ini adalah harga normal untuk tiket museum. Setiap tempat wisata di Turki bisa dibilang dikelola dengan sangat baik, mungkin karna itu juga kali jadi tiketnya lumayan mahal. Keamanan disini juga tinggi, seperti di bandara, barang bawaan harus discreening dulu sebelum masuk museum2 ini.
 

Hagia Sophia, sebuah tempat yang sangat penuh sejarah sejak kekaisaran Romawi. Kekaisaran Romawi adalah kerajaan terbesar pada zamannya, namun sejak ajaran Kristen mulai menyebar di daratan Eropa sana kekaisaran tersebut terpecah menjadi 2, yaitu Timur yang kemudian dikenal dengan nama Kekaisaran Bizantium dan ibu kotanya di Konstantinopel dan di Barat yaitu di Vatikan. Hagia Sophia ini harta paling berharga bagi kekaisaran Bizantium saat itu sebagai katedral terbesar pada zamannya, bangunannya megah dan sangat cantik. Saat Konstantinopel ditaklukkan oleh Sultan Mehmet 2, maka Hagia Sophia dialihfungsikan menjadi masjid.
 


Sebelum kita antri tiket, biasanya akan ada tour guide yang nyamperin kita untuk menawarkan jasanya dengan membayar sekian lira. Berhubung saya udah hapal diluar kepala tentang sejarah ini museum *dan sebenernya alasan budget juga sih* maka kami tolak dengan halus si mbak2 canitk. Dari pintu masuk sudah banyak keterangan dan cerita2 dibalik Hagia Sophia yang ditempel di tembok, sangat informatif. Namun sayang, saat kami di sana sedang ada renovasi, jadi kemegahan Hagia Sophia dari dalam agak berkurang sedikit karna setengahnya sedang dalam renovasi. Bahkan Basilica Cistern, Topkapi Palace dan banyak masjid disini pun sedang dalam renovasi, agak kecewa sih, bukan karna renovasinya tapi karna harga tiketnya gak dikurangin meski sebagian sedang direnovasi. Meski sedang direnovasi sekalipun, kemegahan Hagia Sophia masih tetap paripurna di mata saya.

Sejak Turki berubah menjadi Republik tahun 1923 Hagia Sophia beralih fungsi lagi, kali ini menjadi museum. Gambar-gambar Bunda Maria, Jesus, Angels, yang sebelumnya ditutup pada zaman Ottoman, kembali dibuka untuk diperlihatkan kepada para pengunjung tentang sejarah bangunan ini. Puas menikmati kemegahan interior Hagia Sophia kami santai sejenak di taman kompleks bangunan ini. Lagi asik santai tiba2 saya dengar suara azan dari Hagia Sophia, hmmm,, kok aneh? Setau saya Hagia Sophia ini murni jadi museum, sejak kapan ada azan disini? Setelah browsing, ternyata baru tau kalau sejak tahun lalu azan kembali dikumandangkan di Hagia Sophia. Meski hanya azan, tapi keputusan ini dianggap sangat kontroversial oleh masyarakat sekuler Turki dan internasional.
 

Perjalanan kami lanjutkan ke Topkapi Palace, niatnya mau masuk karna dikira harga tiket 20 TL, ternyata 40 TL, sedangkan waktu itu sudah sore. Menjelajahi Topkapi Palace minimal 3 jam lah kalau mau masuk ke semua ruangannya, jadi daripada rugi kami memutuskan untuk mengunjunginya lain waktu. Berikutnya kami ke grand bazaar untuk liat2 souvenir. Bagi kalian yang mau belanja di Grand Bazaar mending pikir 2x, karena ada tempat yang lebih murah dibanding di sini, namanya Misir Casisi alias Spice Market. Di sana gak kalah lengkap kok, dan harganya jauh lebih murah karna itu adalah tempat belanjar orang lokal juga. Semakin murah lagi kalau tokonya ada di luar bangunan utama, dijamin bakal puas belanja di sini. Sayangnya, fakta ini baru saya ketahui setelah saya balik ke Istanbul sebelum saya pulang ke Jakarta, jadi temen saya Malik gak sempat belanja di tempat murah ini, hehe.
Gulhane Park, taman bunga sejak zaman kesultanan Ottoman

Puas window shopping di Grand Bazaar kami jalan ke Sirkeci, kawasan pinggir laut yang asik untuk bersantai. Maksudnya si mau menghabiskan waktu sambil nunggu bus malem ke Cappadocia. Ternyata, lagi2 saya baru sadar ternyata ada tempat nongkrong yang lebih asik yaitu di Gulhane Park, taman bunga yang penuh tulip di bulan April, ataupun kalau mau naik Ferry ke bagian Asia Istanbul itu juga gampang banget. Jadi buat pelajaran nih buat teman2 yang mau ke Istanbul;
1. Tempat asik buat santai2: Gulhane Park, lokasinya dekat Topkapi Palace
2. Tempat belanja murah: Misir Casisi
3. Tempat tukar dolar rate bagus: Aksaray
4. Tempat liat sunset paling oke: Uskudar
5. Tempat terbaik di Istanbul: komplek Sultan Ahmet

Itu semua pendapat pribadi ya. Bicara tentang sunset, dulu saya kira untuk nyebrang ke bagian Asia itu ribet, ternyata gampang banget bukan maen! Dari Topkapi Palace tinggal jalan ke Eminonu, ini adalah pelabuhannya, terus cari tulisan “Uskudar”, dan untuk naik Ferry ternyata bisa menggunakan Istanbul Kart, praktis banget. Perjalanan ke Uskudar hanya 20 menit, dengan perjalanan laut yang dijamin gak akan terlupakan. Melewati selat Bosporus yang biru, ditemani burung2 camar yang terbang bebas, pemandangan Istanbul dengan bukit2 dan menara2 masjidnya yang cantik banget, serius, ini adalah bagian favorit saya ketika di Istanbul.
taman depan Topkapi Palace, tempat bersantai kami sambil liatin orang pacaran, hahaha

Selesai bersantai di Sirkeci, kami balik ke guesthouse kami untuk ambil tas dan bersiap ke Cappadocia. Sempet lari2 takut ketinggalan bus, akhirnya kami mengakhiri hari kedua ini dengan istirahat di bus malam menuju Goreme, tempat bertualang kami berikutnya. Ada apa di Goreme? Balon udara!!

Bicara tentang bus ke Goreme, semua bus pasti berangkat dari Otogar (terminal). Harga tiket ke Cappadocia dari Istanbul saat itu 80 TL menggunakan bus “Oncu”. Sebenernya bus yang umum digunakan adalah Metro, Kamil Koc, Pamukkale, sedangkan Oncu ini adalah bus tua, makanya fasilitasnya yang paling rendah diantara 3 bus itu. Bus Pamukkale paling oke, paling mahal juga. Metro paling gak banget, staffnya rude dan gak sabaran. Kamil Koc juga ada pengalaman gak asik, karna saat di Izmir saya gak boleh titip tas carrier saya di kantornya. Setelah tanya temen2 Turki, bus yang paling oke adalah Nilufer, tapi saya belum sempet coba sih. Tapi ada kesamaan dari 4 armada bus yang saya tumpangi; ada snack (biskuit) dan minum (teh, kopi, soft drink) gratis sebanyak 1-3x (tergantung jauhnya perjalanan), ada tv dan tempat buat charge hp, kelemahannya satu aja kok,  film2nya semua didubbing pake bahasa Turki, hahaha ojaaaaaannnnn.
anak kecil yang nyamperin kami saat lagi santai di Sirkeci, matanya abu2 dan cengirannya bikin gemes banget


No comments: