Friday, August 14, 2015

(Makin) Cinta Islam

Manusia, katanya si tempatnya salah dan lupa, dan memang benar. Kadang manusia bisa memiliki kadar keimanan yang begitu tinggi, kadang juga kadar keimanan seseorang bisa begitu rendah, terjun bebas sampai ke kurva negatif, kita sebutnya futur. Begitu juga saya, kadang saya ngerasa lagi rendah banget kualitas imannya, seperti yang akhir2 ini saya rasakan. Tapi baru-baru ini saya sedang memikirkan betapa saya makin cinta kepada agama saya, semoga dengan ini kadar keimanan saya juga meningkat.

Saya pernah menulis postingan tentang sujud di sini, yaa, saya suka sekali dengan gerakan sholat yang satu ini, membuat kita sadar betapa kecilnya diri kita di hadapan Pencipta kita. Baru-baru ini saya tersadarkan ada 1 hal baru lagi yang membuat saya makin cinta agama saya selain tentang gerakan sujud saat shalat. Sebenarnya ini berawal dari kegemaran baru saya nonton tayangan Abad Kejayaan di ANTV. Akhir2 ini saya suka sekali serial ini, karena saya suka Turki beserta sejarahnya yang luar biasa.

Film abad ini bertema kehidupan di kekaisaran Ottoman pada abad 16. Momen yang membuat saya sangat tersentuh adalah ketika Putri Hurrem meninggal. Saya tidak akan menceritakan tentang karakternya yang penuh intrik, yang membuat saya tersentuh adalah saat melihat beliau dimakamkan. Ketika masih hidup, penampilan beliau sangat glamour dengan pakaian dan perhiasan yang super indah, tapi ketika meninggal hanya selembar kain kafan putih yang menjadi pakaiannya. Tanpa dimasukkan ke peti, mukanya langsung menyentuh tanah, yaa, tanah tempat dirinya berpijak ketika hidup.

Di situ saya langsung tersadar, betapa sehebat apapun kita manusia, setinggi apapun jabatannya, setampan apapun rupanya, sebanyak apapun hartanya, seluruhnya tidak akan kita bawa ke kuburan kita. Yang kita kenakan saat meninggal hanya selembar kain kafan putih beserta amal kita saat masih hidup. Semua hanya titipan dari Allah yang akan dikembalikan kepada-Nya suatu saat nanti. Saya teringat kata2 pangeran Cihangir sebelum dirinya wafat, "manusia hanyalah pikiran, tubuh ini, punuk ini adalah dari Tuhan, hanya titipan", beliau terlahir memiliki penyakit tulang belakang yang menyebabkannya punya punuk. Redaksi lengkapnya saya lupa, intinya yang saya tangkap adalah yang membedakan manusia satu sama lain adalah apa yang ada di pikirannya, jangan merasa sedih kalau memiliki tubuh dan rupa yang tidak sempurna, karena kalau pikiran dan hati kita selalu menuju 1 tujuan yaitu akhirat, insha Allah itu akan lebih bermanfaat untuk diri kita sendiri nantinya, wallahu 'alam...